CIANJUR – 30 Juli 2025
Pemerintah Desa Langensari, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, menjadi sorotan warga menyusul berbagai dugaan penyimpangan dana bantuan dan gaya hidup mewah Kepala Desa. Hal itu terungkap dalam audiensi terbuka yang digelar Senin (28/7/2025), di mana warga menyampaikan beragam keluhan dan tudingan langsung kepada pemerintah desa.
Salah satu tokoh masyarakat, Samir, yang juga pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), menyebutkan adanya dugaan pemotongan dana bantuan korban gempa bumi.
> “Kepala desa mengakui di hadapan warga dan menyanggupi pengembalian uang sebesar Rp52 juta dalam waktu 60 hari kerja. Tapi kerugiannya bisa lebih besar, karena ada sekitar 63 penerima bantuan,” ujarnya.
Ia juga membeberkan dugaan pungutan liar pada program isbat nikah, yang semestinya digratiskan (prodeo), namun dipungut hingga Rp750 ribu per pasangan. Dugaan penyimpangan lainnya terjadi pada bantuan ternak kambing, yang justru dijual oleh penerimanya.
Lebih memprihatinkan, kata Samir, masih ada warga di Kampung Karag yang belum memiliki akses sanitasi dasar.
> “Seorang janda tua di sana masih buang air besar di tempat terbuka pakai kantong plastik. Kami sudah laporkan, tapi belum ditindaklanjuti. Ironisnya, di saat itu, kepala desa malah membangun rumah mewah dengan kolam renang,” tambahnya.
Warga juga mempertanyakan transparansi anggaran untuk insentif guru ngaji yang hingga kini belum jelas penyalurannya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Langensari, Fajar, menyatakan terbuka terhadap kritik dan evaluasi.
> “Audiensi ini bukti komitmen kami terhadap transparansi. Kami akui ada kekurangan dalam penyampaian informasi, dan siap untuk memperbaikinya,” ujarnya.
Sementara itu, pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Cianjur menyatakan bahwa hingga saat ini belum menerima laporan resmi, dan masih menunggu informasi atau laporan dari pihak kecamatan atau unsur terkait lainnya untuk menindaklanjuti dugaan tersebut.
(Rie’an)